Tatakrama saat berkendara.
Menurutku tatakrama atau manner ga hanya dibutuhkan saat berinteraksi antar personal saja, tapi juga saat kita berkendara dimana disana tejadi interaksi lewat kendaraan yang kita kendarai di public space atau fasilitas umum. Namanya saja fasilitas umum bukan fasilitas mbah atau fasilitas keluarga apalagi fasilitas pribadi, namanya jalan umum ya pastinya dibangun oleh negara dari pajak masyarakatnya untuk digunakan secara bersama-sama. Eh tapi sering ga nemu orang yang merasa jalan itu milik mbahnya? Yang lain pokoknya minggir, saya yang duluan. Sayangnya di negeri ini hal tersebut banyak ditemukan. Mungkin kita harus bertanya apa penyebabnya? Apakah karena ketika bikin SIM nembak? Atau memang sepertinya tatakrama berkendara memang tidak pernah diajarkan sama sekali kepada pengendara ketika akan memperoleh SIM. Terus jika memang tidak pernah diajarkan kita harus merujuk kemana? Berdasarkan (wikipedia)[https://en.wikipedia.org/wiki/Driving_etiquette], pengertian dari tatakrama berkendara sendiri memang merujuk pada aturan-aturan tak tertulis, jadi apalagi kita yang memiliki budaya ketimuran harusnya lebih memiliki sense tatakrama tersebut ketika berkendara. Kegagalan dalam tertib berkendara dan saling menghargai ketika dijalanan bisa saja menyebabkan kejadian-kejadian tak menyenangkan baik ke diri kita maupun ke pengendarai lain.
Namun sayangnya seringkali kita menemukan hal-hal yang membuat hati ini panas melihatnya ketika di jalan, seperti orang yang memotong jalan seenaknya tanpa mau antri, orang yang ga mau ngalah ketika kita mau masuk ke jalan besar padalah udah ngasih tanda sen, udah begitu lamanya pelan-pelan untuk merging dan saat posisi kita udah mau merging orang tersebut malah ngegas seperti ga rela kehilangan tiga detik aja buat biarin orang lain buat merging, lebih rela salin tabrakan bisa dibilang, padalah dengan ga ngasih kesempatan ke pengendara lain itu belum tentu buat dia menghemat waktu banyak dengan kondisi trafik apalagi di kota-kota besar. Belum lagi dimalam hari ada orang-orang yang merasa entitled untuk menggunakan lampu sorot yang membutakan pengendara yang lain. Memang sepertinya peraturan-peraturan berkendara disini belum diberlakukan ketat seperti diluar negeri. Ambil contoh dari Jepang dimana disana sopan-santun berkendara terlihat dilaksanakan, coba deh lihat (video ini)[https://www.youtube.com/watch?v=dWCKaPBMmqU].
Tapi bagaimanapun itu, untuk menghindari pertikaian dijalan raya baiknya kita harus sadar, mungkin hal-hal diatas disebabkan alam bawah sadar yang udah penat dengan kemacetan, namun keselamatan adalah hal yang paling utama, terburu-buru di jalan raya dengan cara menghalangi orang lain untuk pindah jalur dll belum tentu menambah banyak waktu bagi kita untuk sampai ketujuan jauh lebih cepat. Namun memang, berkendara di negeri wakanda ini butuh banyak kesabaran.